Senin, 09 Maret 2020

Beginilah Orang Jepang Yang Terobsesi Dengan Kertas | TEMPATWISATA

Beginilah Orang Jepang Yang Terobsesi Dengan Kertas

TEMPATWISATA

Negeri Sakura memiliki banyak hal menarik untuk diulas, selain gila kebersihan, Jepang juga terobsesi dengan kertas, sebagai negara maju, Jepang pernah mengalami masa-masa kelam sekitar tahun 1600-an, saat itu Jepang mengisolasikan diri dengan kebijakan Sakoku atau negara tertutup.


BANDAR DOMINO - Jepang membatasi diri dengan perdagangan, akibat kebijakan ini, akses menuju kemajuan teknologi dirasa sangat sulit, seperti yang diintip detikcom dari BBC.

DOMINO QQ - "Bahkan hal-hal seperti kaca tidak tersedia bagi masyarakat, kurangnya kekuatan industri memaksa orang Jepang untuk memanfaatkan apa yang ada." tutur Kiyoshi Takagi, seorang perajin kertas washi.

AGEN DOMINO - Ya,Jepang menggunakan teknik tradisional dalam pembuatan kertas, Jepang begitu bangga dengan teknik pembuatan kertasnya, segala aspek kebutuhan hidup masyarakat dibalut dengan washi.

BANDAR CEME - Saat itu washi digunakan sebagai lentera, payung, pakaian dan pintu geser Shoji serta dinding, kertas washi memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan yang lain, washi lebih tipis dan tidak mudah robek.

AGEN CEME - Ini mengapa uang kertas Jepang juga terbuat dari washi, bahan pembuatan kertas adalah bubur kertas dan serat rami yang dihaluskan, kertas ini disebut dengan washi.

TEMPATWISATA


BANDAR POKER - Karena perjalanan panjangnya, washi akhirnya dinobatkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan, salah satu yang populer dari penggunaan washi adalah seni melipat kertas atau origami.

BANDAR POKER - Namun sedikitnya ketersediaan washi membuat harga kertas ini mahal di pasaran, perajin washi juga semakin sedikit, isu global warming semakin memanas.

AGEN POKER - Di era yang modern ini, penggunaan kertas juga sudah diminimalisir, namun hubungan cinta orang Jepang dan kertas masih terus berlanjut.

BANDAR DOMINO - Dalam dunia bisnis contohnya, bertukar kartu nama jadi ritual yang wajib dilakukan, banyak negara yang mulai untuk melakukan transaksi online tanpa uang cash, Jepang pun salah satunya.

DOMINO QQ - Berbagai cara dilakukan oleh Pemerintah Jepang untuk mengajak generasi tua ke era digital, nyatanya lebih dari tiga perempat transaksi yang dilakukan oleh orang Jepang berupa uang tunai.

AGEN DOMINO - Baru-baru ini, pemerintah Jepang menawarkan potongan pajak penjualan jika pembeli melakukan transaksi dengan digital, tetap saja, orang Jepang masih sulit untuk melepas kecintaannya pada transaksi tunai.

BANDAR CEME - Belum lagi tradisi faks yang masih banyak digunakan oleh orang Jepang, ribetnya administrasi perusahaan membuat orang Jepang terbiasa untuk melakukan berbagai perjanjian di atas kertas.

AGEN CEME - "Masyarakat Jepang tertinggal karena kamu memiliki banyak dokumen." ujar Masayuki Ogata, Chief Officer dari perusahaan Freee.

BANDAR POKER - Karena obsesinya dengan kertas, orang Jepang memiliki kebiasaan menggunakan perangko pribadi, perangko ini ditandai untuk tanda keaslian dokumen pribadi dan disebut Hanko.

BANDAR POKER - Menurut Yusaku Sato, seorang pembuat perangko legendaris, setiap orang Jepang memiliki setidaknya satu hanko, tiap masuk ke perusahaan baru, orang tersebut wajib untuk membuat hanko yang baru.

AGEN POKER - "Dulu bisnis hanko sangat laris, tapi sekarang pemerintah sudah mendorong masyarakat di era digital, sehingga bisnis ini kian redup." ujar Sato.

BANDAR DOMINO - Sato menyayangkan langkah digital pemerintah karena menurut Sato hanko adalah karya seni yang dapat dimiliki semua orang.

DOMINO QQ - Sebuah bank terkemuka di Jepang pun berusaha untuk menyingkirkan kebiasaan lama memakai kertas, perusahaan ini membuat robot pemindai yang dapat mendigitalisasikan dokumen.

AGEN DOMINO - Dari pengakuan perusahaan robot, Ripcord, dikatakan terdapat banyak sekali kertas di bank tersebut, saking banyaknya kertas-kertas tersebut berukuran tiga kali lipat dari Gunung Fuji.

BANDAR CEME - Tak terbayang betapa gemarnya orang Jepang menggunakan kertas, detail kegiatan per hari ditulis dengan rapih dalam buku jurnal.

AGEN CEME - Untuk menyiasati era digital, orang-orang Jepang menggunakan buku jurnal berukuran saku, buku ini memiliki kertas yang sangat tipis dengan 400 halaman, sehingga bias digunakan untuk satu tahun.

BANDAR POKER - Supaya terlihat digital, warga Jepang akan memposting buku jurnal beserta kegiatannya ke dalam media sosial, namun intinya, mereka tetap tak bisa lepas dari obsesinya pada kertas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mall Dan Taman Bermain Mulai Dibuka Kembali Di Jakarta Namun Masih Sepi | TEMPAT WISATA

Mall Dan Taman Bermain Mulai Dibuka Kembali Di Jakarta Namun Masih Sepi Mall Dan Taman Bermain Mulai Dibuka Kembali Di Jakarta Namun M...